Siapa sih yang tidak mengenal kopi?saya rasa sebagian besar manusia dibumi ini menyukai minuman ini. Kopi saat inipun sudah cukup mengalami perkembangan yang signifikan, ini ditandai dengan munculnya beberapa gerai kopi di Indonesia baik yang lokal ataupun non local. Sajian kopi pun sekarang ini tidak hanya bisa disajikan secara tradisonal namun juga bisa di mix dengan berbagai macam rasa dan disajikan dengan gaya yang lebih modern. Maka tidak heran saat ini minum kopi tidak hanya dijadikan ajang untuk bersosialisasi, namun juga menunjukkan kelas sosial tertentu.
Namun pernakah terbersit dalam benak anda, bagaimanasih awalnya biji ini ditemukan dan dikonsumsi oleh masyarakat?. Ternyata anda para pecinta kopi, harus berterima kasih kepada seekor kambing dan pengembalanya bernama Khaldi, karena berkat mereka anda dan manusia di dunia dapat menikmati kopi yang luar biasa nikmat.
Mengapa saya katakan pecinta kopi harus berterima kasih kepada seekor kambing?, ini berasal dari sebuah kisah di daerah Etiopia, Afrika Timur, yang konon kisah biji kopi dimulai. Dikisahkan hiduplah seorang gembala kambing bernama Khaldi, Kaldi dikenal sebagai penggembala yang baik dan sangat bertanggung jawab terhadap hewan yang diurusnya. Suatu hari, kambing-kambing tersebut tidak pulang dan Kaldi pun mencarinya. Ketika ditemukan, Kaldi melihat kelakuan aneh diperlihatkan oleh kambing-kambingnya, berloncatan riang gembira, seperti sedang mabuk.
Tentu saja Kaldi heran dan mencari tahu apa gerangan yang menyebabkan kambing-kambing itu “menari-nari”? Kaldi kemudian tertarik oleh sekumpulan biji-biji berwarna merah mengilap yang ada di semak-semak dan dimakan oleh kambing-kambingnya. Dengan rasa ingin tahu, Kaldi pun mencoba memakan biji-biji tersebut. Sungguh ajaib, beberapa saat kemudian sang penggembala kambing itu menari-nari dengan riang, sama seperti kelakuan kambing-kambingnya.
Saat itu lewatlah seorang pria terpelajar asal kota, pria bernama Aucuba itu merasa mengantuk, lelah, dan lapar. Aucuba kebetulan menyaksikan “aksi gila” Kaldi dan kambing-kambingnya. Saking laparnya, Aucuba pun mencoba makan biji merah yang dimakan Kaldi. Tak berapa lama, Aucuba merasa tubuhnya jadi segar, tenaganya pulih, rasa mengantuknya hilang, dan siap melanjutkan perjalanannya. Ia pun membawa beberapa biji merah ke kota dan mencampurnya dengan makanan lain. Ia juga menggunakan biji merah itu sebagai bahan pencampur bagi minuman para biarawan agar bisa tetap terjaga selama berdoa. Ia juga menyebarkan biji-biji merah yang ajaib itu ke kota dan biara lain. Aucuba pun jadi orang kaya. Sedangkan, kisah Kaldi dengan kambing-kambingnya tak ada kelanjutannya.
Buah kopi tersebut kemudian dibawa dari Ethiopia ke semenanjung Arab pada abad 15 dan dibudidayakan untuk pertama kalinya di daerah Yaman. Dari sana, kopi mulai menyebar ke Turki, dimana biji kopi mulai dipanggang langsung di atas api. Biji kopi yang telah dipanggang itu kemudian dihaluskan dengan cara digiling lalu di rebus dalam air. Ini menghasilkan minuman kopi asli seperti yang kita nikmati sekarang.
Ada masa-masa di mana kopi menjadi produk yang kehadirannya “diharamkan”. Pada tahun 1511, karena efek rangsangan yang ditimbulkan, dilarang penggunaannya oleh para imam konservatif dan ortodoks di majelis keagamaan di Mekah, Arab Saudi. Akan tetapi, karena popularitas minuman ini, larangan tersebut pada tahun 1524 dihilangkan atas perintah Sultan Selim I dari Kesultanan Utsmaniyah Turki. Di Kairo, Mesir, larangan yang serupa juga disahkan.
pada tahun 1532, di mana kedai kopi dan gudang kopi ditutup. Seabad kemudian, tepatnya pada tahun 1656, Wazir Kerajaan Usmaniyah mengeluarkan larangan untuk membuka kedai-kedai kopi. Bukan hanya melarang kopi, melainkan menghukum orang-orang yang minum kopi dengan hukuman cambuk pada pelanggaran pertama.
Kopi pertama kali datang di daratan Eropa melalui jalur perdagangan internasional. Begitu sampai di Eropa, minuman baru ini juga mendapatkan kritikan tajam dari gereja Katolik. Banyak orang berpendapat bahwa seharusnya Paus melarang minuman ini, dan menyebutkan sebagai ‘minuman setan’, namun akhirnya Paus tidak mempermasalahkan minuman ini.
Maka saat itu dengan segera banyak kedai kopi bermunculan di segala penjuru Eropa, yang kemudian menjadi tempat berkumpul para cendekiawan. Banyak cendekiawan di Eropa memanfaatkan minuman ini sebagai salah satu cara untuk meningkatkan daya pikir dan kreatifitas mereka.
Pada tahun 1700-an, kopi sampai di daratan Amerika, atas jasa seorang kapten infantri Perancis yang membawa satu tanaman kopi dalam perjalananya menyeberangi lautan Atlantik. Inilah awal kisah perjalanan biji dan tanaman kopi sebelum akhirnya meyebar ke seluruh Amerika Tengah dan Selatan.
Dalam perkembangannya, pada 1982 diciptakannya mesin kopi pertama di Perancis, lalu disempurnakan oleh bangsa Italia, kemudian bangsa Italia memproduksi massal mesin-mesin kopi tersebut. Dengan diciptakannya mesin ini, maka gerai kopipun mulai bermunculan, yup..seperti yang kita kenal sekarang ada Starbucks, Coffee Bean, Black Canyon, dll. (jow)
sumber: jadiberita
0 comments